Saya mengetahui TV One pertama kali melalui iklan yang dimuat dimedia cetak Nasional Republika yang saya baca di Kantor kemudian dapet info dari teman kalo TV One itu adalah Perubahan nama dari Saluran TV yang sudah ada kalo gak salah “Lativi” atau apa saya lupa apa yang dibilang teman.
Berangkat dari kenyataan itu saya menyimpulkan “ ah.. paling-paling cuma ganti nama doang dengan alasan strategi bisnis tapi acaranya itu-itu juga kalaupun ada yang berubah paling sedikit”
Kesimpulan tersebut terus terpendam dalam diri saya cukup lama karena saya belum pernah menyaksikan acara yang disajikan TV One. Pada saat itu saya tidak bisa nonton TV One karena saya gak bisa “nyetting” Receiver digital ( Parabola ) untuk mencari saluran TV One sedangkan untuk mencari orang yang mumpuni buat hal tersebut itu juga belum sempat ( memang gak niat sih.. ).
Setelah saya pindah tugas ke Kota Muara Bungo Dari Ibu kota Propinsi Jambi, terjadi masalah dengan setting antena parabola + receivernya. Akhirnya dengan terpaksa saya harus mencari “tukang” servis alias teknisi yang bisa memperbaiki hal tersebut.
Singkat cerita, teknisi tersebut dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik sekaligus menambahkan beberapa saluran TV lain yang selama ini belum saya dapat dan salah satunya adalah TV One.
Setelah beberapa hari menyimak acaranya saya mulai mengambil kesimpulan bahwa TV One merupakan salah satu alternatif tontonan yang cerdas mengikuti jejak pendahulunya Metro TV.
Dari cerita dikantor saya mendapat info dari teman-teman bahwa TV One itu lebih bagus jika dibandingkan dengan “TV lainnya” karena lebih independent dengan acara yang lebih berkualitas dan cerdas. Awalnya saya menanggapi ucapan teman tersebut dengan biasa-biasa aja, tapi setelah sampe rumah saya jadi penasaran dan mulai membanding-bandingkan dengan TV lainnya.
Dari hasil “studi banding” tersebut saya menyimpulkan bahwa apa yang diucapkan teman dikantor memang benar adanya hal ini diperkuat dengan kenyataan ( walau tidak bisa jadi pembenaran ) banyaknya persenter/reporter yang berasal dari stasiun TV lain yang memang sudah dianggap bagus oleh masyarakat.
Sejak saat itu saya mulai memutuskan untuk lebih dominan nonton TV One karena saya merasa acara yang ditayangkan khususnya berita memang lebih enak di tonton plus Bang One yang lucu dan menggemaskan ( kata anak saya yang baru belajar bahasa inggris: “Bang wan” karena dalam bahasa inggris One di baca wan ).
Kekaguman saya pada TV One semakin bertambah sejak TV One lebih/paling rajin menayangkan berita tentang kekejaman Zionis Israel di jalur Gaza. Jika Saluran TV lain hanya memberitakan kekejian israel secara setengah hati ( itu kadang hanya running text ) TV One dengan cerdasnya menyajikan informasi dari Gaza dengan komplit bahkan sangat komplit dan istimewa dengan tayangan Aljazera ( maaf kalo salah tulis ) ditambah dengan ulasan dan terjemahan dari para pengamat timur tengahnya.
Yang membuat saya semakin salut pada TV One sehingga saya bela-bela-in untuk nulis artikel ini adalah penayangan informasi – informasi tentang Hamas dan Israel yang mungkin akan membuat semua warga Indonesia bahkan dunia tahu siapa Hamas dan mengapa Hamas rela mati untuk Palestina serta Siapa Israel dan latar belakang hadirnya Israel di Tanah Palestina yang membuat palestina tidak pernah damai.
Dari TV One saya benar-benar mendapat informasi bahwa Israel adalah kelompok orang “tidak layak disebut bangsa” yang memang biadab. Mencaplok tanah palestina, mengusir penduduknya sehingga dari tahun-ketahun tanah Palestina terus menciut dan membunuh warga Palestina dengan alasan ingin memberantas terorist Hamas padahal ISRAEL-lah yang TERORIST.
Sekali lagi saya ucapkan SALUT untuk TV ONE.
Artikel ini saya buat jam 02.31 Pagi Tanggal 22 Januari 2009
Salut buat TV One
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment