Beberapa Minggu terakhir masyarakat dihebohkan dengan berita-berita di berbagai media cetak yang menyajikan kabar tentang adanya dukun cilik yang bisa mengobati berbagai macam penyakit hanya dengan keajaiban sebuah batu.
Karena kabar tentang kesaktian ponari “sang dukun cilik” telah menyebar luas dimasyarakat maka setiap hari ribuan orang rela antri berdesak-desakan ditengah terik matahari hanya untuk mendapatkan obat dari penyakit yang mereka derita.
Menurut cerita ponari bisa mengobati penyakit hanya dengan mencelupkan batu “sakti” kedalam air kemudian air tersebut diminum oleh oarng yang ingin mendapatkan kesembuhan. Menurut pengakuan keluarganya batu tersebut didapat waktu ponari sedang bermain hujan kemudian ada batu jatuh saat halilintar menyambar, kemudian kesaktian batu ini diuji kepada tetangganya yang sedang sakit dan hasilnya penyakit tetangganya tersebut langsung sembuh.
Berita inilah yang kemudian menyebar sehingga masyarakat berduyun-duyun datang ketempat ponari untuk berobat yang jumlahnya kian hari kian membludak, bahkan “pasien” yang datang tak hanya dari penduduk sekitar tempat ponari tinggal tapi ada juga yang berasal dari luar daerah atau bahkan luar pulau jawa seperti kalimantan.
Terlepas dari benar tidaknya kesaktian batu tersebut ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan dari kejadian tersebut,
Pertama, kebiasaan masyarakat yang percaya akan hal-hal yang berbau “klenik” yang mendorong mereka untuk berobat ke ponari karena percaya bahwa batu tersebut punya kesaktian sehingga mereka ter-sugesti bahwa mereka pasti akan sembuh hanya dengan minum air yang telah dicelupkan batu tersebut.
Kedua, murahnya biaya pengobatan yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan kesembuhan karena hanya dengan uang seribu rupiah mereka dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang seharusnya membutuhkan biaya besar jika diobati di Rumah Sakit.
Sebenarnya faktor kedua inilah yang membuat masyarakat rela antri berdesak-desakan di bawah terik matahari hanya untuk mendapatkan air yang sudah dicelupkan batu “sakti” untuk mengobati penyakit mereka ditambah lagi kebiasaan masyarakat yang percaya dengan hal-hal yang berbau “mistik” sehingga mereka tidak lagi berfikir rasional.
Faktor kemiskinan disertai semakin mahalnya biaya pengobatan telah membentuk pola pikir irrasional masyarakat yang rela melakukan apa saja asal bisa mengobati penyakitnya tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Irrasionalitas masyarakat ditambah dengan kurangnya pengetahuan agama membuat mereka rela melakukan apa saja hanya untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan ditengah keterbatasan yang dimiliki, konon kabarnya ada masyarakat yang tidak hanya minum air yang telah dicelupkan batu “ajaib” tersebut tapi juga rela meminum air bekas mandinya ponari sang dukun cilik.
Disamping itu juga kemiskinan telah membuat oarng-orang disekitar ponari (keluarganya) terkesan telah mengeksploitasi ponari untuk mencari uang dengan memanfaatkan kesaktiannya tersebut sehingga mengundang berbagai pihak seperti pemerhati anak ( kak seto ) dan pihak berwajib turun tangan untuk menghadapi hal ini.
Fenomena Dukun Cilik Ponari, Potret kemiskinan yang membawa irrasionalitas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment